02.28
0
LINK download file ada di paling bawah .



TUGAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM II
Materi 1
IPTEK DALAM ISLAM


cuplikan lirik lagunya megan nicole



PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK MATEMATIKA DAN IPA
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
2013




1.       Pengertian IPTEK
Menurut Iskandar Alisyahbana (1980) Teknologi telah dikenal manusia sejak jutaan tahun yang lalu karena dorongan untuk hidup yang lebih nyaman, lebih makmur dan lebih sejahtera.
Istilah “teknologi” berasal dari “techne “ atau cara dan “logos” atau pengetahuan. Jadi secara harfiah teknologi dapat diartikan pengetahuan tentang cara. Pengertian teknologi sendiri menurutnya adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan alat, sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra dan otak manusia.
Ilmu adalah pengetahuan yang sudah diklasifikasi, diorganisasi, disistimisasi, dan diinterpretasi yang menghasilkan kebenaran objektif, kebenaran yang telah teruji dan dapat diuji ulang secara ilmiah (International Webster’s Dictionary).
Secara etimologis, kata ilmu berarti kejelasan, karena itu segala yang terbentuk dari akar katanya mempunyai ciri kejelasan.

Kata ilmu dengan berbagai bentuknya terulang sebanyak 854 kali dalam al-Qur’an. Kata in digunakan dalam arti proses pencapaian pengetahuan dan objek pengetahuan (Quraish Shihab:434). Setiap ilmu dibatasi pada salah satu bidang kajian. Karena itu seseorang yang memperdalam ilmu-ilmu tertentu disebut spesialis. Sedangkan dari sudut pandang filsafat, ilmu lebih khusus dibandingkan dengan pengetahuan.

2.       Fungsi IPTEK

                Paradigma Islam ini menyatakan bahwa Aqidah Islam wajib dijadikan landasan pemikiran (qa’idah fikriyah) bagi seluruh bangunan ilmu pengetahuan.
                Ini bukan berarti menjadi Aqidah Islam sebagai sumber segala macam ilmu pengetahuan, melainkan menjadi standar bagi segala ilmu pengetahuan. Maka ilmu pengetahuan yang sesuai dengan Aqidah Islam dapat diterima dan diamalkan, sedang yang bertentangan dengannya, wajib ditolak dan tidak boleh diamalkan
               
       Kedua, menjadikan Syariah Islam (yang lahir dari Aqidah Islam) sebagai standar bagi pemanfaatan iptek dalam kehidupan sehari-hari. Standar atau kriteria inilah yang seharusnya yang digunakan umat Islam, bukan standar manfaat (pragmatisme/utilitarianisme) seperti yang ada sekarang. Standar syariah ini mengatur, bahwa boleh tidaknya pemanfaatan iptek, didasarkan pada ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah Islam). Umat Islam boleh memanfaatkan iptek, jika telah dihalalkan oleh Syariah Islam. Sebaliknya jika suatu aspek iptek telah diharamkan oleh Syariah, maka tidak boleh umat Islam memanfaatkannya, walau pun ia menghasilkan manfaat sesaat untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pengantar Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di satu sisi memang berdampak positif, yakni dapat memperbaiki kualitas hidup manusia.

3.       Dampak Positif dan Negatif IPTEK
       Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di satu sisi memang berdampak positif, yakni dapat memperbaiki kualitas hidup manusia. Berbagai sarana modern industri, komunikasi, dan transportasi, misalnya, terbukti amat bermanfaat. Dengan ditemukannya mesin jahit, dalam 1 menit bisa dilakukan sekitar 7000 tusukan jarum jahit. Bandingkan kalau kita menjahit dengan tangan, hanya bisa 23 tusukan per menit . Dulu orang naik haji dengan kapal laut bisa memakan waktu 17-20 hari untuk sampai ke Jeddah. Sekarang dengan naik pesawat terbang, kita hanya perlu 12 jam saja.
Tapi di sisi lain, tak jarang iptek berdampak negatif karena merugikan dan membahayakan kehidupan dan martabat manusia. Bom atom telah menewaskan ratusan ribu manusia di Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945. Pada tahun 1995, Bioteknologi dapat digunakan untuk mengubah mikroorganisme yang sudah berbahaya, menjadi lebih berbahaya, misalnya mengubah sifat genetik virus influenza hingga mampu membunuh manusia dalam beberapa menit saja (Bakry, 1996). Lingkungan hidup seperti laut, atmosfer udara, dan hutan juga tak sedikit mengalami kerusakan dan pencemaran yang sangat parah dan berbahaya. Beberapa varian tanaman pangan hasil rekayasa genetika juga diindikasikan berbahaya bagi kesehatan manusia. Tak sedikit yang memanfaatkan teknologi internet sebagai sarana untuk melakukan kejahatan dunia maya (cyber crime) dan untuk mengakses pornografi, kekerasan, dan perjudian.

4.       Karakteristik IPTEK dalam ISLAM
Dalam seminar tentang “Pengetahuan dan Nilai-Nilai” di Stocholm, 1981, dengan bantuan International Federation of Institutes of Advance Study (IFIAS), dikemukakan 10 konsep Islam yang diharapkan dapat dipakai dalam meneliti sains modern dalam rangka membentuk cita-cita Muslim. Kesepuluh konsep ini adalah:

Paradigma Dasar:
1.       tauhid : meyakini hanya ada 1 Tuhan, dan kebenaran itu dari-Nya.
2.       khalifah : kami berada di bumi sebagai wakil Allah — segalanya sesuai keinginan-Nya.
3.       ibadah (pemujaan) : keseluruhan hidup manusia harus selaras dengan ridha Allah, tidak serupa kaum Syu’aib yang memelopori akar sekularisme: “Apa hubungan sholat dan berat timbangan (dalam dagang)”.
4.       islam : tidak menghentikan pencarian ilmu untuk hal-hal yang bersifat material, tapi juga metafisme, semisal diuraikan Yusuf Qardhawi dalam “Sunnah dan Ilmu Pengetahuan”.
Penuntun:
5.       halal (diizinkan).
6.       adil (keadilan) : semua sains bisa berpijak pada nilai ini: janganlah kebencian kamu terhadap suatu kaum membuat-mu berlaku tidak adil. (Q.S. Al-Maidah 5 : 8). Keadilan yang menebarkan rahmatan lil alamin, termasuk kepada hewan, misalnya: menajamkan pisau sembelihan.
7.       istishlah (kepentingan umum).

Pembatas:
8.       haram (dilarang).
9.       zhulm (melampaui batas).
10.   dziya’ (pemborosan) : “Janganlah boros, meskipun berwudhu dengan air laut”.
Kesepuluh konsep tersebut harus kita pegang teguh dan wajib kita yakini, agar umat Islam mempunyai karakteristik IPTEKnya sendiri, dan tidak hanya mengikuti apa yang sudah ada, namun juga harus disertai pedoman- pedoman yang bersumber dari ajaran Islam, agar ilmu yang kita dapatkan dari sains modern semakin bermanfaat


5.       Perkembangan IPTEK dalam ISLAM
                Di masa lalu, para Ilmuwan Muslim seperti Avecina, Al-Khawarijmi, dan lain-lain adalah orang-orang terdepan dalam pengembangan Iptek. Banyak peninggalan hasil karya dari para Ilmuwan Muslim yang sangat mengagumkan. Sekarang, orang-orang Islam meninggalkan ajaran Agamanya, maka mereka pun menjadi kaum yang tertinggal.
Dunia Barat mengklaim bahwa kemajuan ilmu pengetahuan yang telah diraih selama berabad-abad merupakan akibat langsung dari terpisahnya agama dari kehidupan praktis manusia dengan konsep pemisahan antara gereja dengan negara. Sepanjang sejarah Eropa, kekuatan gereja telah banyak menindas dan memperlakukan rakyat dengan semena-mena, sehingga tidak ada sedikit pun kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan yang berhasil diraih.
Oleh karena itu, agama dianggap tidak praktis, tidak fleksibel, dan penuh dengan pertentangan sehingga dipandang sebagai penghambat perkembangan dan kemajuan manusia. Namun, hal ini berbeda dengan kenyataan yang dialami oleh umat Islam terdahulu. Sejarah mencatat bahwa mereka telah mengukir zaman keemasannya dengan terang dan gemilang. Pada abad ke-10, kemajuan sains dan teknologi serta peradaban telah mencapai puncak kemajuan dan perkembangannya. Pada abad itu pusatpusat perkembangan sains telah muncul di berbagai tempat.
Ada tiga tempat yang dapat memicu perkembangan sains yang sangat gemilang, yaitu Timur Tengah Mesir, Pantai Utara Afrika, dan Andalusia. Saat itu dunia Islam memiliki gaya hidup khas yang lebih superior daripada dunia Barat. Baghdad, ibu kota Khilafah Abbasiyah ketika itu merupakan kota terbesar dan merupakan kosmopolitan yang menjadi perantara antara dunia Mediterania dan Hindu-Cina di Timur.
            Perkembangan ilmu pengetahuan pada masa pemerintahan Islam tersebut antara lain karena adanya definisi yang jelas tentang ilmu pengetahuan (science). Islam membedakan dua wilayah bahasan yang berkaitan dengan pengetahuan. Wilayah pertama berkaitan dengan urusan-urusan kemanusiaan yang mencakup politik, sosial, ekonomi, hukum, peribadahan, dan lainnya. Wilayah kedua berkaitan dengan ilmu pengetahuan murni. Pada wilayah pertama, pengetahuan harus bersumber dari wahyu (kitab suci Allah). Wahyu menyuruh dan memerintahkan seluruh umat Islam untuk mengembalikan seluruh persoalan hanya kepada Allah (Al-Quran). Ada pun wilayah kedua bersifat terbuka, yaitu yang berkaitan dengan ilmu murni (pure science), yang dihasilkan dari hasil olah pemikiran dan pemahaman manusia terhadap alam semesta. Ilmu pengetahuan ini tidak berkaitan dengan pandangan hidup seseorang, baik kapitalisme, Budhaisme, Kristianisme, maupun Islamisme.
Dengan pembagian dan definisi tersebut, umat Islam pada masa pemerintahannya di masa silammampu meraih kemajuan dalam semua bidang ilmu pengetahuan yang ada masa itu, bahkan mampu menjadi pionir dalam mengembangkan ilmu-ilmu pengetahuan yang baru

6.       IPTEK Dalam Narasi Nash

1.       Pengetahuan astronomi, meteorologi, fisika, kimia, matematika, geologi, geografi, dan lain-lain: QS. Adz-Adzariyat: 47,  Al-Furqan: 61-62, Yasin: 38-40, Al-Anbiya: 30-33, Ar-Rahman: 33, Al-Waqi’ah: 75-76.
2.       Pengetahuan tentang ilmu biologi, botani, dan ertanian: QS. Al-An’am: 99, Ar-Ra’d: 4, An-Nahl: 10, Qaf: 9-11, Abbasa: 24-32.
3.       Pengetahuan zoology: QS. An-Nur: 45, Al-Ghasyiyah: 17. dan dunia kedokteran dan lingkungan hidup: QS. Al-Mu’minun: 12-24, Al-Baqarah: 26.





0 komentar:

Posting Komentar